BUDAYA LOKAL LOMBOK
PERESEAN
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar
Dosen Pengampu : Nana Sudiana
Oleh : Neky Noorwinda Idealita
NIM : 010110a077
STIKES NGUDI WALUYO
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan masyarakat dapat kita temui beragam peristiwa yang tidak terlepas dari unsur budaya. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai kreasi dan karya tersendiri dalam mewujudkan alam pikirannya mengenai apa yang mereka anggap bernilai, berharga dan penting dalam hidup.
Sistem nilai budaya adalah tingkat tertinggi dan paling abstrak dari adat-istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai budaya terdiri dari konsep-konsep mengenai segala sesuatu yang dinilai berharga dan penting oleh warga masyarakat, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman orientasi pada kehidupan.
Sejak kecil orang telah diresapi oleh berbagai nilai budaya yang hidup dalam masyarakatnya, sehingga konsep-konsep budaya itu telah mengakar dalam alam jiwanya.
Upacara-upacara ritual yang erat dengan unsur sakral dan mistis yang diadakan oleh manusia dari berbagai suku/daerah, ada berbagai macam bentuk dan kepercayaan dengan terlaksananya upacara ritual keagamaan tersebut. Hal ini berkaitan dengan kebudayaan dahulu yang telah mengakar dalam adat-istiadat suatu daerah, sehingga upacara-upacara ritual tersebut masih dilaksanakan oleh masyarakat.
Sebagai contoh adalah kebudayaan PERESEAN yang masih berlangsung atau masih di adakan sampai sekarang oleh masyarakat di Pulau Lombok.
BAB II
ISI
A. SEJARAH TRADISI PERESEAN
PERESEAN adalah olah raga tradisional yang dilakukan oleh masyarakat suku Sasak Lombok. Peresean dalam budaya lombok sering kita temukan, Lombok memiliki keragaman budaya dan unsur tradisi yang masih hidup dikalangan masyarakat. Tradisi ini bahkan sering kita temukan di kalangan masyarakat lombok. Orang yang biasanya ikut dalam lomba peresean ini serupa orang dewasa yang memiliki mental dan fisik yang kuat.
Peresean dahulu kala biasanya dilakukan oleh masyarakat Lombok (suku Sasak) yaitu olah raga saling pukul dengan rotan yang diselenggarakan pada musim kemarau yang bertujuan untuk meminta hujan pada sang pencipta.
Peresean artinya tameng (alat pelindung atau penangkis pukulan) lawan, alat pemukulnya tersebut disebut Penyalin yang biasanya terbuat dari rotan sedangkan alat penangkis disebut Ende yang terbuat dari kulit sapi. Para pemain yang bertanding disebut Pepadu sedangkan sistem pertandingan dipimpin oleh seorang wasit yang disebut Pekembar dan disamping pekembar dikenal juga tukang adu disebut Pengadok.
Dalam Peresean, pertandingan akan langsung dihentikan jika salah satu Pepadu yang pada saat bertanding mengeluarkan darah (Bocor) akibat pukulan musuh. Pepadu yang menang maupun yang kalah tetap diberi hadiah yang disebut PERIS. Dalam Peresean juga dikenal sportifitas yang tinggi, kalah maupun menang tetap saudara artinya tidak dilanjutkan dendam diluar arena.
Peresean biasanya diiringi dengan musik yang disebut Gendang (Gending) Peresean, alat-alat musiknya terdiri dua buah Gendang, satu buah Petuk, satu set Rencek, satu buah Gong dan satu buah Suling sebagai penghalus.
Jenis-jenis Gending Perisean dibagi 3 (tiga) macam :
1. Gending Rangsang disebut Gending Ngadokang yaitu gending yang dimainkan pada saat Pekembar dengan dibantu Pengadok mencari Pepadu dan lawan tandingnya yang akan bertanding (bertujuan mengadu Pepadu yang satu dengan yang lain).
2. Gending Mayuang yaitu gending yang bertujuan untuk memberi tanda bahwa telah ada Dua Pepadu yang siap dan sama-sama berani untuk melakukan Peresean / setuju.
3. Gending Beradu yaitu gending yang bertujuan untuk membangkitkan semangan Pepadu maupun para penonton dan dimainkan selama pertandingan berlangsung ronde demi ronde
Busana PERESEAN
1. Menggunakan sapuk (Ikat Kepala ) dari kain (batik)
2. Menggunakan kain (kereng leang).
3. Menggunakan sabuk dari kain yang dilingkarkan dipinggang / bebet (biasanya
dalam bebet di selipkan ajimat atau guna-guna yang disebut juga Bebadong).
PERESEAN sering juga ditampilkan menyambut tamu-tamu atau wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Lombok, dan mereka menilai permainan dan atraksi itu cukup unik karena kedua petarung saling pukul dengan rotan yang mengakibatkan kepala dan badannya terluka parah, namun selesai pertandingan mereka saling berpelukan seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa, atau dengan kata lain tidak ada dendam.
B. ASPEK KESEHATAN
Menurut kebudayaan masyarakat Lombok, dipercayai bahwa Peresean itu memiliki banyak manfaat. Diantaranya mampu menguji kekuatan dan daya tahan tubuh dari pukulan rotan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Peresean adalah olah raga tradisional paling keras di Pulau Lombok yang mengakibatkan lawan memar bahkan sampai mengeluarkan darah. Disamping itu di akhir pertarungan, mampu menjalin silaturahmi yang kuat di antara kedua pepadu.
Peresean juga ditampilkan untuk menyanbut tamu dari luar maupun dalam negeri dan juga menyambut hari-hari besar.
Referensi : Internet
Narasumber : H.Nursiah,S.Sos.,M.Si
referensi nya klo boleh dikasih tau lgi dong
BalasHapushttp://www.marketingkita.com/2017/08/indahnya-sebagai-sales-marketing.html
Kak di mohon bantuanya mampir ya kak karena disini juga ada kak
BalasHapushttps://lomboksss.weebly.com/
.